Penulis: Nanda Vico Saefullah Hakim
Peserta Magang CELCJ FH UI 2025
Pada tanggal 30 April 2025, telah diselenggarakan presentasi penting berjudul “Carbon Dioxide Removal from the Forestry and Other Land Use (FOLU): A Comparative Study between Indonesia and the European Union” yang dipandu oleh Zefanya Albrena Sembiring. Kegiatan ini membahas secara mendalam teknologi pengurangan karbon dioksida (Carbon Dioxide Removal/CDR) dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya, dengan fokus pada perbandingan antara pendekatan dan regulasi di Indonesia dan Uni Eropa. Diskusi ini meng-highlight beberapa poin krusial diantaranya,
- Pencegahan deforestasi dan degradasi hutan;
- Pengelolaan layanan keanekaragaman hayati terhadap iklim;
- Pengelolaan ekosistem berbasis lahan yang kaya karbon; dan
- Pemulihan ekosistem yang rusak melalui tanggung jawab perdata.
Indonesia, sebagai negara dengan hutan tropis yang luas, memiliki potensi besar dalam penghilangan karbon melalui sektor FOLU. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target Net-Sink 2030 yang ambisius, didukung oleh:
- Kebijakan dan regulasi yang mengatur pengelolaan hutan lestari dan restorasi lahan.
- Inisiatif hukum untuk memperkuat pelaksanaan target iklim nasional.
- Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas program.
Diseminasi ini mengidentifikasi beberapa kesamaan dan perbedaan penting antara Indonesia dan Uni Eropa dalam pendekatan penghilangan karbon:
Aspek | Uni Eropa | Indonesia |
Kerangka Regulasi | Terstruktur, berbasis sains ketat | Fokus pada restorasi dan pengelolaan hutan |
Target Penghilangan | Terintegrasi dalam target iklim regional | Net-Sink 2030 sebagai target nasional |
Pendekatan Teknologi | Inovasi teknologi CDR dan transparansi data | Pengelolaan lahan dan konservasi alami |
Tantangan Utama | Implementasi dan harmonisasi kebijakan | Penegakan hukum dan keterlibatan masyarakat |
Fakultas Hukum Universitas Indonesia berkomitmen untuk terus mengawal perkembangan hukum lingkungan dan perubahan iklim melalui riset, pendidikan, dan diskusi publik. Temuan dari diseminasi ini menavigasi pentingnya riset lanjutan untuk turut berkontribusi positif dalam koridor perubahan iklim.